Ada sebagian orang yang gagal melihat kenyataan ini, dan memperhatikan seksama penaatan sebagian perintah Qur'an sambil mengabaikan sebagian lainnya. Mereka melakukan sebentuk pemujaan kepada surah, namun gagal menunjukkan kesempurnaan akhlak yang digambarkan gamblang oleh Allah dalam Qur'an. Menurut orang-orang seperti mereka, hanya mengatakan “Aku beriman kepada Allah” sudah memadai. Akan tetapi, dalam Qur'an, Allah memperingatkan manusia terhadap nalar ini: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al-Ankabut, 29: 2). Ayat ini membuat jelas bahwa, sebagaimana apa yang diakuinya, cara bertindak seorang mukmin harus juga membuktikan ia sungguh-sungguh hidup mencari rida Allah. Yakni, ia harus menunjukkan akhlak yang ia harapkan menyenangkanNya.
Demikianlah cara menjadi mukmin sejati. Upaya tulus memperlihatkan nilai-nilai yang menyenangkan Allah merupakan syarat tunggal ketulusan seseorang.
True believer = mukmin sejati; pilihan lebih baik daripada mukmin yang “saleh”, sebab “saleh” telah tercemar / terdegradasi hanya mencakup praktik fisik. Silakan penyunting memilih jika berkeyakinan “saleh” masih tetap dalam makna aslinya.
Ada kesalahan pemikiran yang umum di kalangan manusia tentang hal ini. Sebagian besar orang percaya bahwa menunjukkan nilai-nilai Qur'an adalah sifat mulia khusus para nabi dan mukmin dengan kesempurnaan akhlak yang dicontohkan dalam buku ini. Itu sama sekali tidak benar. Hidup mereka dicontohkan dalam Qur'an sehingga manusia bisa menganut nilai-nilai yang sama dan mengikuti langkah-langkah mereka. Dengan cara ini, Allah menyerukan segenap mukmin agar menaati perintah Qur'an dan hidup berhati-hati dengan azas-azas Islam.
Jika tulus mengikuti suara nuraninya dan berjuang demi tujuan agama, seseorang dapat hidup dengan nilai-nilai Qur'an sama seperti mukmin sejati sebagaimana dilukiskan dalam ayat-ayat Qur'an. Satu ayat berbunyi:
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Fathir, 35: 32)
Sebagaimana dikatakan ayat di atas, sebagian orang mungkin gagal mengikuti jalan ke mana Allah mengundang mereka dan karena itu menderita kerugian, atau sebagian menjadi pelopor dalam penyempurnaan akhlak dan berharap akan keselamatan.
Mukmin yang beriman teguh berjuang meraih tingkat tertinggi kesempurnaan akhlak yang ia mampu. Ia mengetahui ia dapat menyenangkan Allah dan meraih kasih dan ridaNya hanya dengan cara ini. Inilah sebenarnya tujuan keberadaannya di bumi; agar mampu meraih rida Allah dan izinNya melalui penghormatan sepantasnya kepadaNya.
Setiap orang bertanggung jawab mencita-citakan kesempurnaan akhlak dan berjuang mengarah ke sasaran itu. Tiada batas yang menghalangi upaya mulia manusia yang sedemikian. Setiap mukmin yang beriman mendalam kepada Allah dan tulus berupaya lebih mendekat kepadaNya dapat menunjukkan kesempurnaan akhlak ini dan karena itu meraih “kedewasaan iman”.
Salah satu maksud buku ini adalah mengartikan “iman yang sempurna” yang dapat diraih orang melalui keberpalingan kepada Allah untuk setiap perbuatan, berjuang meraih rida dan persahabatan Allah dan menunjukkan kesempurnaan akhlak dalam semua keadaan. Maksud lainnya adalah membuat jelas bahwa tak sesuatu pun menghalangi manusia dari meraih kesempurnaan akhlak yang diperlihatkan para nabi, dengan syarat ia takut dan hormat tidak kepada siapa pun selain Allah dan tulus berjuang demi tujuanNya. Di atas segalanya, niat dalam menulis buku ini adalah menekankan bahwa menjalankan upaya “tulus” untuk meraih hari kemudian merupakan tindakan terpuji di mata Allah. Dalam satu ayat, Allah mengatakan yang berikut mengenai hal ini:
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. (QS Al-Isra, 17: 19)
Manusia-manusia malam | for everyone |
Category: | Other |
Kapal PLTD Apung | for everyone |
Kapal PLTD Apung (bobot 4.500 ton) milik PLN NAD yang terdampar kedaratan sejauh +/- 5 km dari laut pada saat kejadian gempa 9.3 SR dan gelombang tsunami setinggi 30 mtr (air pertama naik dari laut) pada hari minggu pagi 26 Desember 2004 silam yang menghancurkan wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam serta merenggut korban manusia +/- 300.000 jiwa. Kota Banda Aceh merupakan kawasan yang paling parah mengalami kehancuran dan setengah dari penduduknya (230.000 ribu) nyawa menjadi syuhada saat itu juga.
Kapal PLTD Apung, dengan bobot 4.500 ton dan panjangnya mencapai 30 mtr, sekarang ini menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan juga domestik. Hampir semua tamu negara yang berkunjung ke Indonesia selalu menyempatkan diri untuk datang ke Aceh ingin membuktikan kejadian nyata yang sangat dahsyat tersebut. Pada awal-awal kejadian tsunami, Sekjen PBB, Kofi Anan dan mantan Presiden Amerika Serikat Georges Bush dan Bill Clinton langsung datang menyaksikan keberadaan kapal tersebut. Selanjutnya sampai dengan sekarang, banyak kepala pemerintahan negara asing dan tokoh-toko dunia yang menjadi tamu Indonesia selalu menyempatkan diri untuk datang kelokasi bencana kapal PLTD Apung dan situs-situs tsunami lainnya di Aceh.Seiring perjalanan waktu, rencana pemerintah Aceh untuk menjadikan Kapal PLTD Apung dan kapal-kapal kecil lainnya yang terdampar kedarat sebagai situs tsunami dengan membangun monumen yang berskala internasional, kelak akan terwujud
.
Sampai sekarang ini, Kapal PLTD Apung semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara.
"Apabila anda hendak berkunjung ke Kota Banda Aceh, pasti ada rasa tidak puas sebelum anda sampai dan melihat kapal PLTD Apung yang sampai saat ini masih mendarat dan parkir dengan manisnya ditanah Kelurahan Punge Blang Cut. Kami mempersilahkan anda untuk naik keatas kapal dan menyaksikan dari atas
kapal keindahan panorama Kota Banda Aceh dan Sabang pascatsunami"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar